SAMARINDA, KOMPAS.com — Seorang anggota Polresta Samarinda, Aiptu
Antoni Sarif Gultom, yang bertugas di Unit Binmas di Samarinda,
Kalimantan Timur (Kaltim), mencoba bunuh diri dengan menembak kepalanya
sendiri dengan memakai pistol. Diduga, Antoni bunuh diri karena depresi
penyakitnya tak kunjung sembuh.
Peluru dari pistol tersebut menembus kepala Aiptu Antoni Sarif Gultom.
Dari
informasi yang dihimpun Kompas.com, Antoni ditemukan terkapar di
rumahnya di Jalan Perumahan Kalimanis Blok D Nomor 109, Kelurahan Sungai
Kapih, Samarinda Ilir, Kalimantan Timur (Kaltim). Dia menembak
kepalanya sendiri sekitar pukul 08.00 Wita, dan ditemukan langsung oleh
anak dan istrinya. Pada saat kejadian, di rumah tersebut keluarga Antoni
tengah berkumpul sehingga pada saat kejadian berlangsung, keluarganya
langsung melarikan Antoni ke rumah sakit.
Beberapa tetangga
terdekat juga ikut membantu merujuk Antoni ke Rumah Sakit Islam
Samarinda. Namun, karena keterbatasan alat di RS tersebut, Antoni harus
dirujuk ke RSUD AW Syahranie, Samarinda.
Salah seorang tetangga
Antoni mengatakan, Antoni bunuh diri karena depresi penyakit yang
dideritanyatak kunjung sembuh. Meski para tetangga tidak tahu penyakit
apa yang diderita Anoni, mereka sering melihat dia pergi berobat.
"Kami
tidak tahu apa penyakitnya, tapi kemarin baru keluar dari rumah sakit.
Belakangan ini memang rajin berobat," katanya, Rabu (22/1/2014).
Atas kejadian tersebut, polisi dari Polsek Samarinda Ilir langsung melakukan olah TKP dan kediaman Antoni dipasang garis polisi.
Kapolresta
Samarinda Kombespol Antonius Wisnu Sutirta menyatakan, pihaknya masih
mendalami kasus tersebut untuk mengetahui motif bunuh diri yang
dilakukan Antoni. Menurutnya, Antoni mengalami gangguan jiwa sekitar
tahun 2002 silam.
"Iya benar, 2002 silam dia pernah depresi atau
mengalami gangguan kejiwaan. Namun, seiring waktu, yang bersangkutan
dinyatakan sembuh," kata Wisnu.
Dia menambahkan, pemberian
kembali senjata pasca-depresi sudah melalui prosedur yang berlaku. "Kita
sudah melakukan serangkaian tes untuk para pemegang senpi, seperti tes
psikologi," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar